Melihat rumah yang megah, kita sudah bisa tahu dari kelas sosial mana ia berasal. Meski demikian, sebuah rumah sebaiknya tidak hanya megah. Sudah tinggal di rumah bak istana tapi tidak betah? Wah, jangan sampai itu terjadi.
Hari ini homify mengajak Anda, mengunjungi Meksiko, meninjau sebuah rumah unik di sana. Rumah ini berukuran 52,45 x 30 m dan berdiri di atas lahan seluas 331 m². Jika di Indonesia ada beberapa rumah yang mendapat pengaruh gaya Eropa, demikian juga dengan Meksiko. Gaya arsitektur Spanyol berpadu dengan arsitektur tradisional bisa kita lihat di rumah karya arsitek Taller Estilo Arquitectura. Desain rumah ini disesuaikan dengan iklim Meksiko yang panas dan lembab, sama seperti iklim di Indonesia.
Atap rendah adalah ciri khas rumah gaya Spanyol. Namun gaya ini berpotensi membuat suasana di dalam rumah menjadi panas. Akibatnya, kita jadi gerah dan tak betah di rumah. Apalagi rumah ini ada di daerah beriklim tropis. Arsitek kami menyiasati kondisi ini dengan merancang deretan jendela kecil di beberapa titik agar mengalirkan lebih banyak udara, sekaligus berfungsi sebagai lubang angin. Bentuk jendela seperti gambar ini juga dapat mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk ke rumah.
Di sini kita bisa melihat ada batu-batu alam yang menutupi dinding di beberapa bagian. Sentuhan tradisional Meksiko yang semakin indah jika diterangi lampu temaram. Halaman rumah yang ditutupi lempengan beton ditujukan sebagai tempat untuk memarkir kendaraan. Sebuah fasad rumah yang menarik bukan?
Lahan kecil di sela-sela rumah dimanfaatkan sebagai taman tropis. Berbeda dengan beberapa gaya taman kecil yang pernah kami ulas, taman ini dibiarkan apa adanya. Rupanya taman ini memang dirancang dengan gaya natural. Kolam bulat dari beton turut menambah kesegaran alami taman kecil. Kesegaran itu akan mengalir bebas melalui jendela. Lalu ada dinding beton berpola kotak-kotak, sama dengan bentuk jendela. Kita bisa melihat beton adalah bahan dasar tiga unsur bangunan dalam gambar ini. Sebuah cara cerdas menciptakan kesinambungan antara jendela, dinding, dan kolam.
Belakangan ini kita jarang menemui jendela nako di perumahan atau real estate di Indonesia. Mungkin karena jendela jenis ini dianggap jadul. Padahal, jendela nako tidak harus dibuat dari kaca. Dari kayu juga bisa kok. Ini dia contohnya.
Deretan jendela nako kayu ini adalah ide brilian lain arsitek kami. Kita bisa mengatur banyak sedikitnya cahaya matahari dalam rumah sesuai kebutuhan. Suasana di dalam rumah bakal terasa sejuk walau di tengah cuaca panas. Kita juga tidak memerlukan kelambu untuk menjaga privasi.
Berendam di air dingin saat cuaca sedang panas pasti menyegarkan. Agar serasi dengan elemen di sekitarnya, arsitek merancang kolam renang bertema alami. Kolam renang juga terbuat dari beton, sehingga air di dalamnya akan berwarna kehitaman. Tidak masalah airnya hitam, asal bersih bukan?
Dari sini kita bisa tahu ternyata rumah ini berbentuk U dengan kolam renang memanjang di tengahnya. Bangunan di samping kolam renang ini juga dilengkapi jendela-jendela kecil yang mirip lubang angin. Dibuat dengan tujuan memaksimalkan intensitas aliran udara di dalam rumah.
Area rumah dalam gambar ini difungsikan sebagai dapur. Bisa kita lihat dari meja dapur dan bak cuci piring bernuansa putih tulang. Furnitur dapur yang serasi dengan lemari kustom di hadapannya. Coba lihat pintu di depannya, tampak kokoh dan rustic ya. Melihat ukurannya, area ini bisa dimanfaatkan untuk ruang lainnya. Misalnya ruang makan atau ruang keluarga. Area di samping meja dapur adalah sisi dalam deretan jendela nako kayu di atas. Pasti menyenangkan bersantap siang sambil menikmati pemandangan dari sela-sela jendela.